LEMIGAS Jakarta adakan Sosialisasi Pemanfaatan DME sebagai pengganti Bahan Bakar Gas di Kelurahan Karang Rejo
Pada Rabu (19/08/2015), bertempat di Balai Pertemuan RT. 38 Kelurahan Karang Rejo, LEMIGAS yaitu lembaga/badan penelitian dan pengembangan ESDM (Energi Sumber Daya Mineral) milik pemerintah yang beroperasi dalam bidang hulu dan hilir minyak dan gas bumi (migas) dan berperan besar dalam perkembangan industri migas melalui penelitian, perekayasaan dan pengembangan bidang migas. Lemigas adalah lembaga di bawah Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. Lemigas mengadakan Kegiatan responsif gender berupa sosialisasi aplikasi bahan bakar dimetil eter atau DME untuk kompor gas rumah tangga dan industri.
Kegiatan responsif gender merupakan salah satu program tematik APBN yang didasarkan pada Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender (gender mainstreaming, PUG) dalam Pembangunan Nasional, dan implementasi PUG dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Lembaga (RKA KL) dikenal dengan Anggaran Responsif Gender (ARG). Pengintegrasian ARG dalam RKA KL merupakan strategi pemerintah untuk mengurangi kesenjangan partisipasi antara perempuan dan laki-laki dalam pengambilan keputusan dan pemanfaatan hasil pembangunan. Output yang dihasilkan dari kegiatan ARG hendaknya mendukung pencapaian outcome program PUG yang secara nasional diukur dengan Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG).
Koordinator rombongan dari LEMIGAS Jakarta, Emi, menyampaikan bahwa penelitian unjuk kerja DME sebagai bahan bakar telah dilakukan Balitbang ESDM yang dilaksanakan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi “LEMIGAS”. Dijelaskan lebih lanjut bahwa DME dapat dihasilkan dari pengolahan gas bumi, biomassa, dan batubara kalori rendah. DME sebagai bahan bakar ramah lingkungan telah diujicoba pada sektor rumah tangga, transportasi, dan industri. Karakteristik fisiknya mirip dengan liquefied petroleum gas (LPG), berbentuk cair pada tekanan antara 8- 12 bar. Pada prakteknya, DME dapat dicampur dengan LPG serta dapat menggunakan infrastruktur LPG untuk penyaluran ke konsumen. Dibandingkan dengan solar, DME memiliki angka setana lebih baik sehingga potensial digunakan sebagai substitusi bahan bakar solar.
Penggunaan DME sebagai bahan bakar burner untuk industri kecil mampu meningkatkan efisiensi pembakaran hingga 18% dan menurunkan tingkat konsumsi bahan bakar sampai 22%. Spesifikasi bahan bakar DME ditetapkan oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi. Prospek pengembangan bahan bakar DME di Indonesia sangat menjanjikan karena ramah lingkungan dan bahan bakunya tersedia melimpah.
Lewat kegiatan sosialisasi bahan bakar DME ini ingin ditekankan bahwa pembangunan bidang energi juga sangat terkait dengan isu gender. Gender dalam artian bukan semata-mata perbedaan biologis, bukan jenis kelamin, bukan juga perempuan, tapi lebih merujuk pada pembedaan peran, kegiatan serta karakteristik sosial lainnya yang dibentuk oleh suatu masyarakat berdasarkan persepsi yang pantas untuk perempuan atau pantas untuk laki-laki. Melalui sosialisasi ini yang menampilkan demo penggunaan kompor gas berbahan bakar DME, diharapkan baik perempuan maupun laki-laki dapat mengambil peran yang sama pentinya dalam mendukung program divesrifikasi dan konservasi energi.
Acara dihadiri oleh perwakilan Ketua RT, Kader Posyandu RT, Pengurus LPM, Karang Taruna dan pengurus LKM PNPM "Karang Rejo Lestari" ini adalah yang pertama untuk Propinsi Kaliman Timur. Lurah Karang Rejo, Ernu Ogan mengatakan bahwa sangat beruntung Karang Rejo terpilih sebagai tempat sosialisasi karena satu-satunya dari Kota Balikpapan bahkan dari seluruh Kabupaten/Kota di Propinsi Kalimantan Timur, semoga ilmu yang di dapat sangat bermanfaat dan semoga dapat segera direalisasikan.
Sebagai penutup acara, pihak LEMIGAS dan Kelurahan Karang Rejo saling bertukar cendera mata. Lurah Karang Rejo dengan bangga memberikan buah tangan berupa produk Kerupuk Puli dan kue kering kembang goyang khas buatan warga Karang Rejo yang juga binaan dari LKM PNPM "Karang Rejo Lestari".